Rabu, 07 Desember 2016

SANG MENTARI








    


 Ayah... aku tau aku tidak terkandung di janin mu tidak terlahir dari mu, tapi setiap darah yang  mengalir ke tubuh ku itu adalah hasil dari jerih payah ayah mencari nafkah untuk ku.  ayah, memang benar ayah adalah orang ke 4 yang harus aku patuhi setelah ibu ibu dan ibu, tapi percayalah yah tidak ada berat sebelah kasih ku antara ayah dan ibu semua aku takar dalam kasih sayang yang sama..
Ayah, kelak suatu hari nanti saat tubuh ayah telah rentah lemas dan tak berdaya aku janji yah aku janji bu aku akan merawat kalian berdua aku akan menyanyangiu kalian berdua aku akan melakukan hal yang sama seperti halnya yang pernah ayah dan ibu lakukan kepada ku dulu..

ayah..
aku gak tau untaian kata apa lagi yang dapat menggambarkan gagah nya dirimu dalam hidup ku yah, aku kehabisan kata untuk merangkainya terlalu panjang dan indah untuk di ungkapkan dengan kata-kata terlalu sedih untuk di ucapkan langsung..
ayah..
aku tau kehidupan ini keras, tapi kau selalu mengajarkan aku untuk melawan kerasnya hidup kau selalu mengajarkan aku bagaimana caranya bersyukur menjalani hidup ini..

ayah..
kini aku sudah beranjak dewasa, putri kecilmu yang manis dulu telah melihat dunia yang sesungguhnya yang selalu ayah ceritakan kepada ku saat aku beranjak mau tidur dulu, ayah selalu menceritakan kerasnya dunia di luar sana. sekarang aku paham yah aku paham buk betapa pedih dan sakitnya dunia tanpa kehadiran ayah dan ibu di sampingku, maafkan aku yah maafkan aku bu yang selalu menggoreskan luka yang tiada pernah kalian pinta.
bahkan setelah aku beranjak dewasa pun kalian masih menganggap aku sebagai putri kecil kalian dulu, yang selalu kemana-mana mengkhawatirkan aku.
Aku gak tau lagi yah kata apa yang harus terucap saat ini selain terima kasih ayah terima kasih ibu terima kasih buat ayah ibu ku semoga allah selalu membahagiakan kehidupan kalian sebagaimana kalian yang telah membahagiakan kehidupan aku..
aminn...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar